Rabu, 16 Januari 2013

Hati, Dada dan Prok



teman-teman IPA 1 2010 Smanaria

Ingin anak-anak saya kelak rindu belajar, rindu sekolah, merindukan saya sebagai gurunya.
 Apa bisa ??

Sebenarnya yang membuat anak akan rindu belajar dan rindu sekolah adalah gurunya.
Ya, gurunya.


Pengalaman saya dulu saat masih di bangku SMP dan SMA, jika ada pelajaran seni misalnya saat SMP dan gurunya saya anggap "ngangenin", dari malam sebelumnya saya sudah siapin semua alat-alat yang dibutuhkan besok.
Mulai dari kertas gambar, spidol, crayon, selotip, benang wol, gunting, lem dan alat-alat yang kurang dibutuhkan sebenarnya hahaha.

 Ibu ini begitu telaten mengajari saya membuat bunga-bungaan, taplak meja dari sedotan dan saya agak dongkol membuat kerajinan seperti itu.
Saya sangat suka saat beliau dengan suaranya yang lembut itu mengajari saya cara melilitkan benang wol dengan sedotan kesana kemari seperti jalan dengan banyak sekali simpangan.
Saya juga suka saat akan pulang beliau selalu mengatakan "Hati-hati ya.." atau "daaa daaa" seperti kami akan lama berpisah, tapi toh besok juga akan ketemu lagi.


Guru seharusnya seperti itu.
Ingin setiap hari menceritakan cerita lucu kepada anak-anak saya sebelum mulai belajar.
Ingin menghadiahkan keceriaan bagi mereka.
Ingin memberikan penghargaan meski sekecil apapun.
Membiasakan tepuk tangan yang tidak diteruskan  mungkin. Misalnya,

Anak :"Ibuu aku bisaa.."
Guru: "(prok) duuh hebatnyaaa.." hehehe

tapi jangan diteruskan. Rame. hehe
Setahu saya, hanya guru taman kanak-kanak yang membiasakan tepuk tangan seperti itu.
Karena saya hanya menemukan ekspresi guru seperti itu saat masih tk.
Senang pastinya.

Tidak ada salahnya jika kita melakukan hal-hal itu di kelas yang lebih tinggi.
Tepatnya membiasakan, agar mereka merindukan sekolah, merindukan guru, karena guru penumbuh bangsa.




teman-teman IPA 1 2010 Smanaria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar